Senin, 21 Juli 2014

Penyakit Gula Kering | Penyakti Gula Basah

Penyakit Gula Kering | Penyakti Gula Basah - Waspada penyaklit diabetes! diabetes adalah penyakit yang sering diderita oleh oarang yang kegemukan atau bisa juga oleh oleh orang yang aktifitas hidupnya kurang sehat. Pengobatan paling tepat mengatasi diabtes sampai tuntas dan tidak mudah kambuh kambuh lagi. Silahkan hubungiu kami untuk mengetahui pengobtan paling manjur untuk diabtes.


Dalam keseharian, kita sering kali mendengar penyakit diabetes. Masyarakat awam menyebutnya dengan istilah "sakit gula" dan membaginya menjadi 2 kategori, yaitu : tipe basah dan kering. Nah berikut ini perbedaan diabetes tipe basah dan diabetes tipe kering.

Pada dunia medis atau kedokteran tidak di kenal istilah diabetes tipe basah dan diabetes tipe kering. Diabetes yang dikenal di dunia kedokteran adalah diabetes tipe I dan diabetes tipe II.

Diabetes Mellitus
atau sakit gula atau kencing manis merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula (dalam) darah. Naiknya kadar gula darah disebabkan karena adanya gangguan sekresi hormon insulin, mekanisme kerja dari hormon insulin atau bahkan bisa kedua-duanya sekaligus. Hormon insulin berfungsi membantu glukosa dalam darah masuk ke dalam tubuh.

Pada diabetes tipe I terjadi gangguan sekresi hormon insulin atau istilahnya awamnya produksi hormon insulin ini sangat rendah, mengapa bisa terjadi hal seperti ini? Hal ini disebabkan karena suatu penyakit auto imun dimana tubuh dihambat untuk memproduksi insulin. Biasanya penderita sudah terdiagnosa diabetes tipe I ini sejak usia dini.

Diabetes tipe II, hormon insulin masih tetap dapat diproduksi namun jumlahnya sedikit atau kurang sensitif terhadap glukosa sehingga kemampuan untuk membantu glukosa masuk ke dalam tubuh menjadi rendah.

Penderita biasanya terdiagnosa penyakit Diabetes tipe I ini setelah usianya di atas 30 tahun. Akibat hormon insulin yang tidak bekerja dengan baik, maka timbul berbagai macam gangguan.

Glukosa darah yang seharusnya dapat di pakai oleh tubuh untuk membuat energi untuk beraktivitas akhirnya menumpuk dalam dalam darah, sehingga menyebabkan meningkatnya kadar glukosa dalam darah.

Sementara itu, tubuh tetap membutuhkan glukosa agar dapat menghasilkan energi. Karena tidak di dapatkan, maka tubuh mengambil cadangan glukosa yang ada di dalam lemak. Jika hal ini terjadi berkelanjutan, maka tubuh penderita akan terlihat kurus.

Apa penyebabnya ?
Diabetes Melitus terjadi karena kekurangan jumlah hormon insulin atau kurang sempurnanya kerja insulin, yaitu hormon yang bertugas membawa glukosa (gula) darah ke dalam sel untuk pembentukan energi.
Dalam keadaan sehat, tubuh kita akan menyerap glukosa dalam jumlah yang tepat dari makanan, kemudian menyimpan sisanya. Glukosa tersebut diperlukan tubuh sebagai bahan bakar. Glukosa yang diserap dari makanan akan diangkut ke seluruh tubuh melalui aliran darah, kemudian diberikan ke sel-sel organ tubuh yang memerlukan dengan bantuan insulin (hormon yang dihasilkan oleh pankreas). Bila jumlah glukosa berlebih, maka insulin membantu menyimpan kelebihan glukosa tersebut di dalam organ hati dan otot (dalam bentuk glikogen), atau diubah menjadi trigliserida yang disimpan di dalam jaringan penyimpan lemak (adiposa).

Insulin yang berikatan dengan reseptornya (seperti kunci dan anak kunci) dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel. Bila insulin tidak ada atau kerja insulin terganggu, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tetapi berada dalam pembuluh darah sehingga konsentrasi glukosa di dalam darah akan meningkat. Glukosa di dalam darah yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah yang disebut komplikasi diabetes.

Apa saja gejala dan tandanya?
Gejala atau keluhan klasik DM :
  • Sering berkemih/kencing (poliuria),
  • Sering atau cepat merasa haus/dahaga (polidipsia),
  • Lapar yang berlebihan (polifagia),

Gejala lain :
  • Kehilangan berat badan yang tidak jelas penyebabnya
  • Kesemutan/mati rasa pada ujung saraf di telapak tangan dan kaki
  • Cepat lelah dan lemah
  • Mengalami gangguan penglihatan secara tiba-tiba
  • Apabila terjadi luka/tergores, penyembuhannya lambat
  • Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Siapa sajakah yang berisiko?
Orang yang memiliki risiko terkena DM adalah mereka yang telah berusia > 45 tahun atau mereka yang berusia lebih muda tetapi mengalami kegemukan (Indeks Massa Tubuh > 23 kg/m2) dan disertai dengan faktor risiko lain sebagai berikut:
  • Kebiasaan tidak aktif
  • Orang tua menyandang DM
  • Riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir > 4 kg atau riwayat DM pada saat hamil (DM gestasional)
  • Kadar kolesterol HDL <50 mg/dl
  • Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang berhubungan dengan resistensi insulin (gangguan fungsi insulin)
  • Riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
  • Riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah

Mereka yang memiliki risiko DM dianjurkan melakukan pemeriksaan glukosa darah secara berkala, setahun sekali atau sesuai dengan anjuran dokter. Bahkan akhir-akhir ini, para ahli menganjurkan untuk menambahkan pemeriksaan HbA1c untuk mendeteksi kondisi prediabetes dan juga untuk pemantauannya.

Bagaimana cara mendiagnosisnya?
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:
  1. Jika ditemukan gejala klasik DM, dan hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl. Glukosa sewaktu adalah hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
  2. Pemeriksaan glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl dengan adanya keluhan klasik DM. Puasa diartikan individu tidak mendapatkan kalori tambahan selama minimal 8 jam.
  3. Pemeriksaan kadar gula plasma pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) ≥ 200 mg/dl. TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
Komplikasi dan Pencegahan
Penyandang DM yang tidak dapat mengendalikan kadar gula darahnya, berisiko mengalami komplikasi yang bersifat akut maupun kronik :
  1. Komplikasi akut dapat terjadi akibat kadar glukosa darah yang mendadak meningkat dangat tinggi atau mendadak turun menjadi sangat rendah yang dapat menyebabkan koma diabetes dan memerlukan perawatan gawat darurat
  2. Komplikasi kronik terjadi akibat glukosa darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan aliran darah, yang dapat menyebabkan :
    1. Stroke
    2. Kebutaan
    3. Penyakit Jantung Koroner
    4. Penyakit Ginjal Kronik
    5. Luka yang sulit sembuh

Dengan pengelolaan diabetes yang baik, komplikasi-komplikasi tersebut dapat dicegah dan dihambat. Terdapat empat hal utama yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah:
  1. Mengikuti pola makan sehat
  2. Meningkatkan kegiatan jasmani/aktivitas fisik
  3. Pengobatan yang sesuai
  4. Melakukan pemantauan melalui pemeriksaan secara berkala
Obati segera penyakit Anda sebelum bertambah parah, Inysaallah Obat kami adalah jawaban untuk kesembuhan Anda.

Sudah banyak pasien kami yang tersembuhkan, Atas ijin Alloh, pengalaman sebagian besar konsumen kami mereka sudah bisa merasakan khasiat obat diabetes kami dalam waktu 7 hari, bahkan banyak yang sudah sembuh dalam waktu tersebut. Silahkan Hubungi kami untuk konsultasi dan pemesanan obat sipilis

Hubungi kami: 
082221758210 (call/sms)
Pelayanan 24 Jam

Cara Pemesanan :
Kirimkan Nama# Alamat Lengkap# No Hp # Bank yang Mau Digunakan
Contoh : Bpk. Rendi# jl. raya pahonjean, perum cendana asri no 5, majenang cilacap# 08564xxxx# Via Bri



Note : untuk onkir wilayah jawa ditambah onkir 25.000, dan luar jawa 45.000 kecuali papua dan madura 95.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar