Minggu, 03 Agustus 2014

Tanaman obat diabetes

Tanaman obat diabetes - Sedang mencari Obat Diabtes atau Penyakit Gula ? terikasih telah berkunjung ke web kami semoga disini Anda menemukan solusi terbaik untuk mengatasi penyakit diabetes yang sangat menggaggu. Kami Denature Indonesia yang bergerak dibidang pengobatan herbal indonesia memberikan prodak khusus penyakit gula diamana obat tersebut sudah teruji khasiaytnya untuk mengatasi penyakit diabtes secara alami aman tanpa efek samping. Silhkan hubungi cs kami untuk mendapatkan obat diabetes kami yang manjur ini.
 

Diabetes mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang amat serius, yang bahkan seringkali berakibat dengan kematian.  Diabetes bukan penyakit baru. Sejak 1552 SM penyakit yang ditandai dengan seringnya buang air kecil dalam jumlah banyak serta penurunan berat badan yang drastis ini, sudah dikenal dan disebut dengan istilah Poliuria. Tahun 400 SM, seorang penulis India Sushratha menamainya "penyakit kencing madu". Nama diabetes mellitus (diabetes = mengalir terus, mellitus = manis) akhirnya diberikan oleh Aretaeus sekitar 200 tahun sebelum Masehi. Untungnya, sebenarnya diabetes termasuk golongan penyakit yang dapat dikontrol. Namun sayangnya, justru kebanyakan para penderita diabetes tidak tahu tentang hal ini sehingga akibatnya menjadi sangat fatal. Selama ini wabah kencing manis ( lebih dari 90% kasus)  banyak terjadi pada kelompok usia baya dan tua. Namun , sekarang kencing manis juga banyak menimpa anak, remaja dan warga kurang mampu. Penyebabnya bisa jadi antara lain karena kurang gerak dan menu kebaratan-baratan. Kendati tidak bisa disembuhkan , penderita diabetes sebenarnya bisa hidup normal . Caranya adalah mengontrol penyakit ini dengan melakukan kontrol kadar gula darah disertai diet dan olahraga yang teratur.

Diabetes tergolong penyakit menahun, bahkan tidak jarang pasien penderita kencing manis bergantung obat sepanjang hidupnya. Padahal obat sendiri membawa dampak ekonomi selain efek samping tentunya. Oleh karena itu tidak heran banyak penderita diabetes melirik penggunaan tanaman obat untuk mengontrol kadar gula dalam darahnya. Beberapa tanaman obat antidiabetes yang selain telah digunakan secara tradisional juga telah diteliti secara ilmiah diantaranya adalah :


1. Buah Pare ( Momordica charantia)

          Buah pare ini telah lama dipakai sebagai obat di Cina sejak tahun 1578. Selain secara tradisional sebagai tonikum, obat batuk, obat antimalaria, penambah nafsu makan dan penyembuh luka, ratusan riset telah dilakukan diberbagai negara untuk mengetahui efek buah pahit ini terhadap kadar gula darah. Hasil riset yang telah dilakukan di berbagai negara tersebut ternyata mempertegas khasiat buah pare sebagai antidiabetes. Buah pare yang belum masak banyak mengandung saponin, flavonoid dan polifenol (antioksidan kuat) serta glikosida kukurbitasin, momordisin dan karantin. Pada hewan coba, dapat diketahui bahwa efek pare dalam menurunkan kadar gula darah adalah dengan cara mencegah usus menyerap gula yang dimakan. Selain itu pare juga diduga mempunyai senyawa yang mirip sulfonylurea (obat antidiabetes yang palin tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulir sel beta pancreas tubuh untuk memproduksi insulin lebih banyak. Efek pare dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.

          Dosis yang sering dipakai untuk mengatasi diabetes adalah dengan mengkonsumsi 50-60 ml jus buah pare sehari. Penggunaan dosis yang lebih tinggi dari buah pare ini dapat mengakibatkan sakit perut dan diare. Juga perlu dipertimbangkan apabila penggunaanya digabung dengan obat antidiabetes dari dokter. Sedangkan bagi para ibu hamil, anak-anak dan orang-orang yang kadar gulanya cenderung rendah, tidak dianjurkan karena bisa membahayakan.



2. Bawang Merah  dan Bawang Putih (Allium cepa dan Allium sativum)

          Bawang merah dan bawang putih yang biasa dikenal sebagai bahan bumbu dapur ternyata mempunyai khasiat dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Senyawa dalam bawang yang dipercaya mempunyai khasiat itu adalah allyl propil disulphide (APDS) dan diallyl disulphide oxide (Allicin), meskipun tentunya senyawa lain seperti flavonoid juga ikut berperan. Dari percobaan dilaboratorium  didapatkan hasil bahwa APDS menurunkan kadar gula dalam darah dengan cara berkompetisi di liver, sehingga dapat meningkatkan jumlah insulin bebas. Ekstrak bawang merah diketahui dapat menurunkan kadar gula dalam darah,  baik bila dikonsumsi secara oral maupun bila diberikan secara injeksi intraperitonial. Dari pengamatan dapat diketahui bahwa bawang sudah dapat memberikan efek yang menguntungkan bagi penderita diabetes apabila dikonsumsi setiap hari sekitar 25 – 200 mg. Hasil penelitian bahkan memberikan efek yang sama apabila bawang tersebut dikonsumsi dalam bentuk mentah ataupun dimasak.  Selain itu, mengkonsumsi bawang merah dan bawang putih  juga memberikan efek yang bagus terhadap system kardiovaskular, diantaranya adalah dapat menurunkan kadar lemak serta dapat berkhasiat antihipertensi. Jadi mengkonsumsi bawang merah ataupun bawang putih sangatlah dianjurkan bagi para penderita diabetes.


3. Jamblang/juwet ( Syzygium cuminii)


          Anda pasti tidak menyangka bukan bahwa tanaman juwet atau jamblang atau dalas, plum jawa, anggur sepet mempunyai setumpuk manfaat yang berguna bagi kesehatan manusia. Tanaman ini mempunyai bermacam-macam varietas. Varietas yang sudah dibudidayakan mempunyai buah yang lebih besar, biasanya sebesar biji rambutan, warnanya biru keunguan. Umum dikenal dengan nama jamblang biasa atau jamblang ireng. Diasamping yang berwarna hitam dan biru, ada pula varietas yang buahnya ungu atau putih.

          Jamblang yang berbuah putih (jamblang bawang) inilah yang merupakan obat tradisional yang mujarab untuk melawan penyakit kencing manis. Biji jamblang dipercaya mampu mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Hal ini diduga karena adanya zat glukosida phytomellin dalam biji jamblang yang mampu mengurangi kerapuhan pembuluh darah kapiler. Berkat kandungan phytomelin biji juwet/jamblang ini , maka kerapuhan tubuh dapat diatasi dan luka yang ada bisa cepat sembuh. Kandungan alpha phytosterol dari biji jamblang juga mampu melibas gejala yang sering dialami oleh penderita diabetes seperti rasa cepat capai dan kekurangan tenaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji juwet mempunyai efek hipoglikemia yang signifikan. Hal ini akan dapat menurunkan kadar gula dalam darah, selain itu biji jamblang juga diketahui dapat menurunkan kadar gula dalam air seni.

          Secara tradisional untuk mengatasi diabetes, anda dapat mengkonsumsinya dengan aturan pakai : 7 biji jamblang bawang segar, tumbuklah hingga halus dan kemudian rebus dengan 2 gelas air. Air rebusan ini dapat anda bagi untuk mengkonsumsinya menjadi 3 kali sehari. Pemberian ramuan ini biasanya berlangsung antara 2-3 hari, apabila badan sudah merasa segar, tidak lesu dan kekurangan tenaga lagi atau dalam artian kadar gula anda stabil/normal anda bisa menghentikan pengobatan.


4. Biji Klabet  ( Trigonella foenum-graecum)

           Meskipun biji klabet ini secara tradisional banyak dipakai untuk mengatasi berbagai macam penyakit, tetapi umumnya penelitian terhadap tanaman ini lebih difokuskan terhadap khasiatnya sebagai antidiabetes ataupun untuk menurunkan kolesterol. Dari hasil penelitian awal memperlihatkan bahwa terhadap penderita diabetes tipe 2 ( tidak tergantung insulin), biji klabet dapat menurunkan kadar gula serta memperbaiki segala problem yang berhubungan dengan tingginya kadar gula dalam darah. Problem itu diantaranya meliputi seringnya kencing, rasa haus pada malam hari, sakit pada saraf serta infeksi kulit. Hanya satu penelitian yang melaporkan bahwa biji klabet ini juga dapat memperbaiki kadar gula bagi para penderita diabetes tipe 1 (tergantung insulin). Senyawa aktif yang bertanggung jawab untuk mengatasi diabetes dari biji tanaman ini diduga adalah trigonelline alkaloid, asam nikotinat serta kumarin.

          Pemakaian biji klabet secara tradisional, dianjurkan agar tidak lebih dari 12 minggu. Selain takut timbul efek yang tidak diinginkan, hal ini juga karena penelitian tentang mengkonsumsi biji klabet untuk jangka panjang belum selesai dilakukan. Dosis yang biasa dipakai untuk penderita diabetes tipe 1 (tergantung insulin) usia diatas 18 th adalah 50 gr biji klabet, 2 kali sehari yang dikonsumsi secara oral. Sedang bagi penderita diabetes tipe 2 (tidak tergantung insulin)  adalah 2,5 gram serbuk biji klabet, dua kali sehari secara oral. Bagi penderita diabetes yang usianya dibawah 18 th serta bagi para ibu hamil dan menyusui, tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi ramuan ini, karena dosis dan keamanannya belum diteliti.

          Kehati-hatian harus diperhatikan terutama bagi yang mempunyai alergi terhadap biji klabet. Beberapa efek samping pernah dilaporkan akibat pemakaian biji klabet ini , misalnya terjadi diare, rasa malas dan mengantuk, muka bengkak dll, walau sebenarnya  hal ini jarang terjadi.

Apa penyebabnya ?
Diabetes Melitus terjadi karena kekurangan jumlah hormon insulin atau kurang sempurnanya kerja insulin, yaitu hormon yang bertugas membawa glukosa (gula) darah ke dalam sel untuk pembentukan energi.
Dalam keadaan sehat, tubuh kita akan menyerap glukosa dalam jumlah yang tepat dari makanan, kemudian menyimpan sisanya. Glukosa tersebut diperlukan tubuh sebagai bahan bakar. Glukosa yang diserap dari makanan akan diangkut ke seluruh tubuh melalui aliran darah, kemudian diberikan ke sel-sel organ tubuh yang memerlukan dengan bantuan insulin (hormon yang dihasilkan oleh pankreas). Bila jumlah glukosa berlebih, maka insulin membantu menyimpan kelebihan glukosa tersebut di dalam organ hati dan otot (dalam bentuk glikogen), atau diubah menjadi trigliserida yang disimpan di dalam jaringan penyimpan lemak (adiposa).

Insulin yang berikatan dengan reseptornya (seperti kunci dan anak kunci) dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel. Bila insulin tidak ada atau kerja insulin terganggu, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tetapi berada dalam pembuluh darah sehingga konsentrasi glukosa di dalam darah akan meningkat. Glukosa di dalam darah yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah yang disebut komplikasi diabetes.

Apa saja gejala dan tandanya?
Gejala atau keluhan klasik DM :
  • Sering berkemih/kencing (poliuria),
  • Sering atau cepat merasa haus/dahaga (polidipsia),
  • Lapar yang berlebihan (polifagia),

Gejala lain :
  • Kehilangan berat badan yang tidak jelas penyebabnya
  • Kesemutan/mati rasa pada ujung saraf di telapak tangan dan kaki
  • Cepat lelah dan lemah
  • Mengalami gangguan penglihatan secara tiba-tiba
  • Apabila terjadi luka/tergores, penyembuhannya lambat
  • Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Siapa sajakah yang berisiko?
Orang yang memiliki risiko terkena DM adalah mereka yang telah berusia > 45 tahun atau mereka yang berusia lebih muda tetapi mengalami kegemukan (Indeks Massa Tubuh > 23 kg/m2) dan disertai dengan faktor risiko lain sebagai berikut:
  • Kebiasaan tidak aktif
  • Orang tua menyandang DM
  • Riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir > 4 kg atau riwayat DM pada saat hamil (DM gestasional)
  • Kadar kolesterol HDL <50 mg/dl
  • Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang berhubungan dengan resistensi insulin (gangguan fungsi insulin)
  • Riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
  • Riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah

Mereka yang memiliki risiko DM dianjurkan melakukan pemeriksaan glukosa darah secara berkala, setahun sekali atau sesuai dengan anjuran dokter. Bahkan akhir-akhir ini, para ahli menganjurkan untuk menambahkan pemeriksaan HbA1c untuk mendeteksi kondisi prediabetes dan juga untuk pemantauannya.

Bagaimana cara mendiagnosisnya?
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:
  1. Jika ditemukan gejala klasik DM, dan hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl. Glukosa sewaktu adalah hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
  2. Pemeriksaan glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl dengan adanya keluhan klasik DM. Puasa diartikan individu tidak mendapatkan kalori tambahan selama minimal 8 jam.
  3. Pemeriksaan kadar gula plasma pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) ≥ 200 mg/dl. TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
Komplikasi dan Pencegahan
Penyandang DM yang tidak dapat mengendalikan kadar gula darahnya, berisiko mengalami komplikasi yang bersifat akut maupun kronik :
  1. Komplikasi akut dapat terjadi akibat kadar glukosa darah yang mendadak meningkat dangat tinggi atau mendadak turun menjadi sangat rendah yang dapat menyebabkan koma diabetes dan memerlukan perawatan gawat darurat
  2. Komplikasi kronik terjadi akibat glukosa darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan aliran darah, yang dapat menyebabkan :
    1. Stroke
    2. Kebutaan
    3. Penyakit Jantung Koroner
    4. Penyakit Ginjal Kronik
    5. Luka yang sulit sembuh

Dengan pengelolaan diabetes yang baik, komplikasi-komplikasi tersebut dapat dicegah dan dihambat. Terdapat empat hal utama yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah:
  1. Mengikuti pola makan sehat
  2. Meningkatkan kegiatan jasmani/aktivitas fisik
  3. Pengobatan yang sesuai
  4. Melakukan pemantauan melalui pemeriksaan secara berkala
Obati segera penyakit Anda sebelum bertambah parah, Inysaallah Obat kami adalah jawaban untuk kesembuhan Anda.

Sudah banyak pasien kami yang tersembuhkan, Atas ijin Alloh, pengalaman sebagian besar konsumen kami mereka sudah bisa merasakan khasiat obat diabetes kami dalam waktu 7 hari, bahkan banyak yang sudah sembuh dalam waktu tersebut. Silahkan Hubungi kami untuk konsultasi dan pemesanan obat sipilis

Hubungi kami: 
082221758210 (call/sms)
Pelayanan 24 Jam

Cara Pemesanan :
Kirimkan Nama# Alamat Lengkap# No Hp # Bank yang Mau Digunakan
Contoh : Bpk. Rendi# jl. raya pahonjean, perum cendana asri no 5, majenang cilacap# 08564xxxx# Via Bri



Note : untuk onkir wilayah jawa ditambah onkir 25.000, dan luar jawa 45.000 kecuali papua dan madura 95.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar